Jajanan Sekolah Perlu Diawasi Ketat

08-10-2020 / KOMISI IX
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Sri Rahayu (kerudung hitam) saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dengan otoritas Balai Besar POM Semarang, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/10/2020). Foto : Husen/Man

 

Produk jajanan anak-anak di sekolah perlu mendapat pengawasan ketat. Pasalnya, bila produk jajanan yang dikonsumsi anak-anak sekolah itu tidak sehat, tentu berdampak pada tumbuh kembang dan kecerdasan anak-anak. Perlu sosialisasi ke sekolah-sekolah oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

"Peran BPOM sangat penting. Makanan jajanan anak-anak banyak yang mengkhawatirkan. Penjual perlu disosialisasi terkait makanan-makanan yang dijual," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Sri Rahayu, saat memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi IX DPR RI dengan otoritas Balai Besar POM Semarang, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/10/2020).

 

Diingatkan Rahayu, usia pertumbuhan anak-anak sekolah sangat membutuhkan asupan gizi yang baik. Tidak boleh terjadi ada kasus anak kekurangan gizi (stunting) di masa depan. Untuk itu, ia menyerukan agar BPOM mengawasi betul jajanan anak-anak sekolah agar tumbuh kembangnya tidak terganggu.

 

"Usia anak-anak memerlukan pertumbuhan dengan asupan gizi yang betul. Kalau makanan yang dijual di lingkungan sekolah sudah memenuhi standar kesehatan, tentu berdampak pada pertumbuhan anak-anak pula," kata politisi PDI-Perjuangan ini. Pada bagian lain, Rahayu juga mengangkat soal obat diet yang beredar dan dikonsumsi para wanita.

 

Obat-obatan atau suplemen diet perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, lanjut legislator dapil Jawa Timur VI ini, bila tak mendapat pengawasan yang memadai dari BPOM, akan merusak organ reproduksi wanita. Kini, banyak kasus anemia menyerang para wanita karena mengonsumsi obat diet yang berbahaya.

 

"Obat-obatan yang dipakai untuk diet perlu mendapat perhatian serius, karena berpotensi merusak organ reproduksi. Apalagi perempuan akan memproduksi anak dan ASI-nya pun akan berdampak pada stunting kalau dibiarkan terus tidak terawasi. BPOM harus mengawasi obat-obatan suplemen ini," harap Rahayu. (mh/sf)

BERITA TERKAIT
Netty Aher: Akses Kesehatan Dasar Harus Jangkau Seluruh Lapisan
21-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher, turut menyampaikan duka cita mendalam atas...
Program MBG Jangkau 20 Juta Penerima, Pemerintah Harus Serius Jawab Berbagai Keluhan
18-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menanggapi pidato Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR 2025...
Nurhadi Ungkap Banyak Dapur Fiktif di Program MBG, BGN Diminta 'Bersih-Bersih’
14-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menemukan adanya 'dapur fiktif' dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG),...
Kunjungi RSUP, Komisi IX Dorong Pemerataan Layanan Kesehatan di NTT
13-08-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Kupang - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris menyampaikan apresiasi atas pengelolaan RSUP dr. Ben Mboi Kupang...